PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Dari Pandemi, Belajar Kesadaran Perencanaan Keuangan


Finansial  |  14 May 2022  |   746 Pengunjung

Dari Pandemi, Belajar Kesadaran Perencanaan Keuangan

Finansial  |  14 May 2022 Dari Pandemi, Belajar Kesadaran Perencanaan Keuangan

Pandemi banyak memukul semua sektor, yang paling parah diantaranya adalah pariwisata, olahraga, hiburan, termasuk diantaranya properti, meski begitu terdapat beberapa sektor bisnis yang terus menggeliat, yaitu kesehatan dan teknologi, maka dari kejadian tersebut kita akan belajar.

  1. Perencanaan Keuangan
  2. Kesadaran Kesehatan 
  3. Kesadaran Asuransi

Meski sempat dilonggarkan, dan pada 10 Mei hingga 23 Mei 2022, pemerintah kembali memberlakukan PPKM, namun vibes lepasnya pandemi sudah mulai terasa, hal itu dapat terlihat saat kita melihat fenomena mudik beberapa Minggu lalu.

Karena kondisi yang paling memberatkan adalah, saat banyak warga negara Indonesia, tidak lagi bisa bekerja untuk menghasilkan pundi-pundi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal-hal seperti ini, tidak semua bisa tertolong, karenanya kesadaran akan perencanaan keuangan tidaklah banyak diterapkan di Indonesia.

Perencanaan Keuangan
Awal mula pandemi, banyak berita memilukan berkaitan dengan rutinitas harian beberapa masyarakat, yang cukup memberi pengaruh atas pandangan dan cara sebagian besar orang saat menggunakan keuangannya,termasuk diantaranya yang menabung untuk pendidikan, menabung untuk dana darurat, hingga tabungan untuk ibadah.

Karena banyaknya keuangan pribadi dan ekonomi sebagian besar orang yang kolaps, karena minimnya literasi keuangan, bahkan semua kalangan pun mengalaminya, tentu hal tersebut mengajarkan semua pihak untuk lebih mengenal manajemen keuangan serta perencanaan finansial, sejak pandemi, terjadi peningkatan cukup besar, berkaitan dengan penyetoran dana di instrumen investasi.

Jika berkaca dari catatan OJK pada 2019 sebelum pandemi, persentasi literasi keuangan penduduk Indonesia, sempat naik, sejak adanya fenomena crypto sampai 38%, jika melihat 3 tahun sebelumnya, yang hanya 29% saja, meski terdeteksi kenaikan, menurut catatan OJK, masih kalah apabila dibanding negara tetangga, yang literasi keuangannya mencapai 70% keatas.

Kesadaran Kesehatan 
Selama pandemi, tim Tanggap Covid di DKI saja sebagai contoh kasus, menyebutkan pelanggar prokes, terlebih penggunaan masker ditempat umum mencapai 839.355 kasus dengan total denda mencapai 2,3M rupiah, dalam hal ini dapat diketahui bahwa, masyarakat Indonesia, sekalipun berhadapan dengan penyakit berbahaya, tetap saja abai dengan kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain.

Bahkan saat informasi sebaran Covid-19 diberitakan mengalami penurunan kasus, tetap saja kesadaran akan kesehatan sulit diterapkan, seperti menjaga kebersihan, kebiasaan pemakaian masker, olahraga, makan makanan bergizi, sehingga tetap rentan terjangkit lagi kasus Covid dengan varian berbeda.

Kesadaran Asuransi
Asuransi, baik itu yang dikelola swasta maupun pemerintah, sangatlah dianjurkan untuk terus dimiliki, terkhusus asuransi jiwa, yang memberikan santunan sejumlah uang tunai kepada pemegang polis, terlebih keluarga yang di tinggalkan, manfaat asuransi jiwa sangatlah terasa pada era pandemi 2020-2021 lalu.

Nasabah asuransi yang mengcovider penyakit Covid-19, yang divonis positif virus Covid-19, mendapat santunan dan biaya perawatan, sehingga tidak perlu kesusahan untuk biaya perawatan covid yang tergolong mahal, dengan pengobatan dan instrumennya yang cukup sulit didapat dipasar.

Tentu dari beberapa kejadian, manusia diwajibkan sadar atas hal buruk yang menimpa, agar kelak jika terjadi lagi, bisa lebih siap, maka dengan tiga hal diatas, masyarakat Indonesia, diharapkan
lebih bisa memahami dan mempersiapkan apabila, hal-hal buruk kembali terjadi, meskipun kita tidak pernah berharap hal tersebut benar terjadi.(Arm)