PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Startup menjelang IPO ? Mari Belajar dari GOTO dan Bukalapak


Finansial  |  17 May 2022  |   837 Pengunjung

Startup menjelang IPO ? Mari Belajar dari GOTO dan Bukalapak

Finansial  |  17 May 2022 Startup menjelang IPO ? Mari Belajar dari GOTO dan Bukalapak

Pada akhir pekan lalu, dunia maya sempat dikejutkan anjloknya saham startup unicorn yang sedang naik daun, karena dalam hitungan 2 bulan, baru saja melantai di bursa saham, beberapa analis an pemerhati, mulai mengkritisi para BOD dan komisarisnya, meski pada saat artikel ini ditulis, saham GOTO kembali naik sebanyak 22 poin atau 11.34%.

Startup teknologi yang sedang berkembang dan tumbuh di Indonesia, memang memberikan dampak baik akan terbukanya lapangan pekerjaan, dan tempat berkembangnya para pelajar dan peminat teknologi, bahkan berkontribusi atas pemasukan pada pemerintah Indonesia dari pajaknya, namun terdapat poin yang harus dipelajari.

  1. Perhatian Investor
  2. Konsolidasi
  3. Beli atau Lepas

Perhatian Investor
Pada tahun lalu, Bukalapak melakukan IPO atau Initial Public Offering, dan pada Maret lalu disusul oleh 2 raksasa yang merger, yaitu Tokopedia dan Gojek dengan nama PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk, dan menyisakan pelajaran besar yaitu sebuah konsolidasi sesaat terdaftar di bursa pasar modal.

Perhatian investor untuk menambah portfolio bisnisnya, tentu akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan meluas, maka, startup lain pun perlu belajar, bahwa baik di dalam atau di luar negeri pun upaya ini harus dilakukan sebelum IPO terjadi.

Konsolidasi
Pada PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa dan PT. Tokopedia yang telah konsolidasi lebih dulu, dengan konglomerasi bisnis yang membesar juga,diantaranya ada fintech (Gopay), Ridehailing, E-Commerce, belum termasuk GOTO juga mempunyai afiliasi perusahaan seperti ARTO yang menjadi anak perusahaannya di pasar modal, dan beberapa kepemilikan saham kecil lainnya.

Seringnya, emiten yang telah memasuki bursa saham, akan kembali ke hal fundamental, karena secara fundamental, GOTO masih belum bisa mencetak profit hingga 3 tahun mendatang, maka yang bisa dilakukan sebagai nilai dasar untuk valuasinya adalah pertumbuhan transaksi pada setiap penjualan di platformnya.

Beli atau Lepas 
Begitupun dengan saham BUKA atau Bukalapak yang sempat anjlok hingga 6,21% dalam sehari, lalu bagaimanakah langkah yang pas untuk investor ?. Jika merujuk pada beberapa artikel dan twit dari pemerhati saham, pergerakan saham GOTO dan BUKA masih dalam tahap Downtrend, sehingga ada baiknya mengurangi porsi kepemilikan.

Namun jika tetap ingin memiliki dan memandang penurunan saham ini sebagai sebuah peluang, maka tunggulah penurunan harga sampai pada titik terbatas, dengan adanya indikasi trend reversal, yang selanjutnya dapat membeli secara mencicil per 100 lembar atau per 500 lembar sekali beli tahap entry, bisa satu atau langsung dua emiten, GOTO dan BUKA.

Memiliki saham disuatu perusahaan tentu bisa menjadikan portfolio bisnis, serta menjadi sarana investasi, ataukah sekedar trading saham ? keduanya sama baik, namun dalam prinsip perencanaan keuangan, dalam berinvestasi saham tidaklah cukup, jika tanpa memiliki asuransi sebagai pegangan atau jaminan keamanan finansial dan perlindungan diri.(Arm)