PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Mengenal ARA dan ARB Saham


Finansial  |  06 August 2021  |   1966 Pengunjung

Mengenal ARA dan ARB Saham

Finansial  |  06 August 2021 Mengenal ARA dan ARB Saham

Auto Rejection atas atau ARA di dunia saham adalah sebuah mekanisme perdangangan yang sering di dengar di BEI (Bursa Saham Indonesia), sistem ARA dilakukan melalui JATS NEXT-G (Jakarta Automated Trading System) yang berfungsi guna melayani perdagangan surat berharga maupun saham.

Sistem JATS NEXT-G yang bertugas menangani tiap permintaan penjualan atau pembelian saham, namun ketika saham berada di batas tertentu, maka sistem akan menolak transaksi secara otomatis, maka, mekanisme inilah yang disebut auto rejection, dan ARA adalah istilah saat harga jual saham, melewati batas atas yang ditentukan.

Bursa saham, khususnya BEI memberikan batasan ARA dengan parameter harga jual, dengan cara mengetahui ARA saham yang ketika melihat apakah saham yang akan dibeli memiliki order antrean jual atau tidak.

Contoh, ketika harga saham A di penutupan hari sebelumnya mencapai harga Rp 3000, yang telah ditentukan BEI, nilai ARA dari saham tersebut senilai 25%, perhatikan contoh tabel berikut :

Harga Saham Acuan Nilai ARA
Rp50 sampai Rp200 > 35%
> Rp200 hingga Rp5000 > 25%
> Rp5000 hingga > 20%

 
Pada situasi seperti diatas, sistem JATS NEXT-G jelas menghitung ARA dari saham yang berdagang pada hari tersebut, kenaikan saham hanya boleh sampai nilai maksimal di angka Rp 750 saat harga saham berada di Rp 3750, jadinya sistem menolak penawaran pembelian yang melewati harga tersebut.

Saham ARB, jika ada ARA ada juga ARB, apa itu ARB ? arb adalah auto rejection bawah, guna menentukan batas penurunan harga minimum dari sebuah saham, saat nilai ARB telah mencapai batas yang ditentukan, maka sistem akan menolak semua pembelian.

Baca Juga : Mindset Perencanaan Keuangan di 2021

Pada kondisi normal, pihak bursa saham menetapkan nilai ARB antara 20 hingga 35%, tapi dikarenakan pandemi Covid-19, sejak Maret 2020, BEI mengkoreksi ARB, jadi hanya 10% saja koreksi tersebut dianggap masih tidak sesuai,hingga terjadi perubahan ARB di 7%.

Contoh pengertian ARB, terdapat perusahaan A yang menjual di harga Rp5,000 di penutupan bursa saham hari kemarin, dengan batas ARB sebesar 7%, maka, saham tersebut bernilai ARB sebesar Rp4650, kalau saham tersebut turun hingga di titik tersebut, sistem akan menolak pembelian saham.

Kegunaan ARB dan ARA saham adalah agar bursa saham dapat menjaga pergerakam saham di satu hari agar tidak terlalu ekstrem, ARA digunakan agar dapat memasikan kenaikan saham tidak terlalu tinggi, sedang ARB agar saham tidak terlalu jatuh terlalu rendah.

Bagi trader saham memperoleh keuntungan saat bisa membeli saham bernilai murah dan menjual kembali dengan lebih mahal, auto rejection bekerja agar pembelian saham dapat dilakukan dengan harga yang relatif normal.

Kita belajar dari kejadian ARA saham dari bukalapak yang baru saja IPO, bahwa ARA atau ARB tidak cocok bagi trader pemula, karena pilihan saham semacam ini hanya cocok bagi trader saham pro, pastikan anda seorang trader telah mempertimbangkan saham yang akan dibeli bahwa harganya tidak terlalu fluktuatif.

Perencanaan keuangan sangatlah penting, selain merencanakan keuangan masa depan, asuransi kesehatan juga sangatlah penting bagi anda.(Arm)