Asuransi Kecil untuk Petani/Peternak Kecil

Pada umumnya peternakan dikaitkan dengan berbagai risiko yang tidak dapat dimitigasi secara memadai karena kematian, kecelakaan, kehilangan/pencurian, bencana alam termasuk timbulnya penyakit, dan fluktuasi harga. Akibat dari kegagalan ini adalah terganggunya sistem peternakan dan berkurangnya produksi. 2013 UU No. 19 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UUP3), Pasal 37, mewajibkan pemerintah untuk melindungi petani/peternak dari kerugian akibat gagal panen dalam bentuk asuransi pertanian.

Sejak asuransi pertanian padi diperkenalkan pada 2016, petani kecil yang telah dicakup oleh asuransi ternak (AUTS) kini tersenyum. Manfaat asuransi ternak sapi bagi peternak:

(1) memberikan ketenangan dan ketentraman agar peternak dapat fokus mengelola usahanya dengan lebih baik;

(2) dengan membayar premi yang relatif kecil kepada peternak, transfer risiko dapat mengalihkan ketidakpastian tentang risiko kehilangan nilai yang besar;

(3) memberikan jaminan perlindungan terhadap kerugian dan resiko kehilangan ternak; dan

(4) meningkatkan kepercayaan peserta asuransi terhadap akses keuangan (perbankan);

Total premi asuransi adalah 2 li, dan preminya adalah 1 juta. 10.000.000 per orang. 200.000.000 per orang per tahun 80% atau dengan dukungan premi (subsidi) dari pemerintah. 160.000 per orang per tahun dan sisanya adalah 20% atau untuk petani swadaya. 40.000 per orang per tahun. Dalam hal pemuliaan varietas, terlampir premi 1 juta. 300.000 rubel dengan jumlah asuransi 50.000 rubel. 15.000.000, dan masa pertanggungan adalah satu tahun sejak tanggal pembayaran iuran petani.

Kriteria Calon Peserta Asuransi Sapi

Tidak semua peternak memiliki asuransi peternakan ini. Sebagai pelaku usaha, ada beberapa kriteria calon penerima manfaat dari kebijakan tersebut, serta kriteria ternak yang dilindungi dan risiko yang dapat dijamin. Penerima manfaat polis asuransi sapi adalah pelaku usaha penggemukan dan/atau pembibitan, baik sapi maupun sapi perah.

Peternakan pastoral juga diperlukan untuk bergabung dengan organisasi peternakan yang aktif dan dikelola sepenuhnya. Selain itu, peternak dipersiapkan untuk mempraktikkan manajemen ternak yang baik (praktik pertanian yang baik dan praktik pemuliaan yang baik). Dasar dari sapi yang diasuransikan adalah sapi milik usaha dan sapi. Jumlah paling sedikit sapi yang diasuransikan adalah empat ekor sapi per pemohon, baik perorangan, koperasi maupun perusahaan.

API ditandai dengan jelas atau diidentifikasi dengan microchip, tag telinga, dll. Sapi yang dilindungi berkisar antara usia delapan bulan sampai enam tahun. Namun, tidak semua risiko berlaku untuk perusahaan asuransi. Hanya faktor dari kerugian berupa kehilangan dan faktor kematian karena sakit dan kecelakaan, termasuk kematian karena melahirkan. Risiko yang tidak ditanggung oleh asuransi termasuk kematian ternak karena antraks, sepsis menular, penyakit Jones, TBC, anaplasmosis, dan leukemia.

Kemudian ada pembebasan ternak dari penyakit menular atas perintah pejabat yang berwenang, demikian pula kematian ternak karena kelalaian tertanggung, staf atau staf kandang di industri peternakan tidak ditanggung. Bahaya lain yang tidak tercakup juga tidak tercakup, seperti penjarahan, pemogokan, konflik antar pekerja, perang, pemberontakan, pembangkangan, dan pencemaran radioaktif angin topan.

Proses Klaim Mudah

Jika ternak berisiko disembelih dan peternak ingin memproses klaim sesuai dengan kebijakan, segera ajukan klaim dan hubungi dokter hewan atau staf teknis yang ditunjuk oleh otoritas setempat. Klaim hanya dapat dilakukan dalam hal pembayaran premi asuransi berjangka, dalam hal kematian atau kehilangan ternak yang dipertanggungkan, dan dalam hal terjadi selama masa pertanggungan. Validitas dari pertanggungan asuransi umumnya satu tahun sejak tanggal penutupan kontrak asuransi yang dikonfirmasi oleh penerbitan polis asuransi minor.

ika seekor sapi mati, pemegang polis segera menghubungi dokter hewan atau teknisi yang ditunjuk. Jika sapi dicuri atau hilang, pemegang polis akan segera melaporkan kehilangan tersebut ke kantor polisi setempat. Untuk proses klaim, peternak mengisi beberapa dokumen klaim, seperti salinan polis asuransi dan berita acara kehilangan atau kematian ternak yang diterima dari penerima polis. /kota.

Dalam kasus kehilangan, peternak harus menunjukkan surat keterangan orang hilang dari kepolisian setempat, dokumen kematian dan foto (dalam kasus kematian), dan otopsi dari dokter hewan dan teknisi bersertifikat. Klaim yang diterima juga akan disesuaikan dengan risiko yang timbul dari proses klaim. Dengan mempertimbangkan penyebab kematian karena penyakit dan fakta bahwa peternak dapat menjual daging, jumlah klaim yang diterima dikurangi dengan jumlah hasil (penjualan) yang diterima oleh peternak.